Sunday, September 23, 2007

Aku Ingin Bisa Menjadi Cahaya Kebenaran

YB Mangunwijaya dalam sebuah pertemuan di Solo bulan Oktober 1984 menyatakan kerinduannya akan tampilnya splendor veritatis (Latin, splendor: kecemerlangan atau cahaya; veritas: kebenaran). Cahaya kebenaran adalah orang yang mampu memberikan sumbangan yang relevan dalam perjuangan hidup manusia lain yang mendambakan pemanusiawian dirinya. Orang yang memiliki cahaya bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga dapat menerangi sekelilingnya.

Aku ingin menjadi seberkas cahaya itu, yang meskipun kecil bisa menerangi dan membawa perubahan. Aku tidak ingin menjadi seperti kebanyakan akademisi yang berada di dalam "menara gading", atau seperti kebanyakan seniman yang bersembunyi di balik slogan “resi di atas angin”. Atau seperti kebanyakan pekerja LSM yang menjadikan hak asasi manusia dan penderitaan komunitas akar rumput sebagai komoditi untuk mendapatkan sumbangan luar negeri.

Aku juga tidak ingin hanya menjadi aktivis di belakang meja. Seperti kata Hina Jilani, utusan khusus Sekjen PBB untuk isu Pembela HAM, sebagai seorang pengacara HAM ia harus dapat terjun ke dunia peradilan. Meskipun tidak harus selalu memenangkan perkara, akan tetapi kekalahan tersebut akan selalu menjadi penyemangat untuk berjuang lebih keras lagi.

Aku ingin selalu bisa berkontribusi untuk perbaikan bagi sebanyak-banyaknya orang. Seperti yang dilakukan anak kecil dalam film “Pay It Forward” dimana dia membuat suatu konsep serupa multi level marketing untuk sebuah gerakan berbuat baik.

No comments: