Friday, February 17, 2006

Cermin

Beberapa waktu yang lalu, aku nonton untuk kedua kalinya film Harry Potter and The Sorcerer Stone. Ada satu bagian yang benar-benar mengetok kepalaku. Ada adegan ketika Professor Dumbledore (benar kan itu namanya?) memergoki Harry menghabiskan waktu di depan cermin ajaib yang ada di sekolah Hogwarts. Di cermin itu orang yang berdiri di depannya bisa melihat apa yang ia harapkan. Misalnya Harry melihat ia bersama orangtua yang tidak pernah ditemuinya, sedang temannya melihat ia menjadi ketua kelas. Professor bilang- nah kata-kata ini yang benar-benar dalam- cermin itu nggak bisa mewujudkan mimpi atau harapan, tapi dapat membuat orang melupakan hidup. Makanya professor berniat menyembunyikan cermin itu, agar tidak ada lagi yang menyia-nyiakan hidupnya berharap di depan cermin tersebut.

Aku rasa banyak orang menciptakan cermin ajaib dalam hidupnya masing-masing. Mungkin lebih banyak yang menyimpan kenangan dengan harapan kenangan itu kembali. Banyak orang yang menyimpan benda-benda kenangan, yang sesekali dilihat untuk mengingatkan kebahagiaan masa lalu. Banyak orang yang menyimpan barang-barang kenangan misalnya bersama mantan pacarnya atau barang-barang milik anak yang sudah meninggal untuk dilihat sesekali, meskipun itu menyakitkan. Membuka kembali sms-sms dari jaman dulu yang pernah membuat tersenyum, atau mendengarkan lagu-lagu cinta yang sedih yang mengingatkan tentang patah hati. Meskipun menyedihkan, seperti orang yang sadomasochist orang-orang akan kembali membuka kenangan itu, baik yang manis maupun pahit dan menenggelamkan diri di dalamnya.

Untukku, cermin ajaib atau kotak kenanganku adalah HPku. Aku punya kebiasaan, kalau aku merasa sepi aku akan membuka HP dan melihat kembali sms-sms yang selalu membuatku tersenyum saat melihatnya, meski isinya hanya dua atau tiga kata. Meski pengirim sms itu sekarang begitu jauh. Meski kadang menjadi menyakitkan jika ingat keadaan yang terjadi, tapi tak kupungkiri harapan itu sedikit banyak memberikan semangat. Dan pada suatu hari, secara nggak sengaja aku menghapus semua sms dari HPku. Aku bengong dibuatnya. Tapi hikmahnya adalah, aku jadi tidak menghabiskan waktu merenungi isi sms-sms itu. Bayangkan berapa banyak waktu yang kuhabiskan melenakan diriku sendiri dengan kenangan itu.

Berhentilah menyiksa diri sendiri. Aku punya hak untuk bahagia, tapi harus berjuang untuk mendapatkannya. Mungkin ini saatnya untuk tidak mengingat-ingat lagi kenangan yang tidak ada manfaatnya bagiku selain membuatku stress dan makin kurus. Memang, masa lalu lah yang membuat masa sekarang. Aku tidak menyesali apa yang terjadi, tapi cukuplah itu menjadi pelajaran.

Waktu tidak berhenti. Tapi dia berlari cepat dan meninggalkan kita. Berapa banyak waktu yang telah dihabiskan merenungi masa lalu atau mengkhayalkan masa depan? Sedangkan kita justru tidak berbuat apa-apa untuk memperbaiki apa yang terjadi di masa lalu, atau untuk meraih masa depan.

Michael Jackson pernah membuat lagu “Man in the Mirror”, petikannya berbunyi: If you want to make the world a better place, take a look at yourself and make the change! Jangan hanya bercermin dan merenung. Lihatlah diri sendiri dan lihat apa yang dapat kamu lakukan. Mulailah dari diri sendiri, untuk menciptakan dunia yang lebih baik, setidaknya untuk dirimu sendiri.

No comments: