Monday, February 06, 2006

Friends are Unerasable

Hari gini, hampir semua temanku punya friendster (fs). Seorang teman pernah bertanya, gimana caranya menghapus seseorang yang sudah terlanjur jadi temannya di fs, kemungkinan karena saat ini hubungan mereka jadi kurang baik. Kami pun mencari ke berbagai bagian tapi tidak menemukan caranya (entah karena emang gatek atau sebenarnya memang teman yang sudah masuk tidak dapat dihapus selamanya).

Mungkin bukan hanya temanku itu yang berkeinginan menghapus temannya. Seorang teman yang lain lagi, baru-baru ini membuat account fs yang baru dengan nickname yang berbeda. Entah, mungkin karena fs yang lama dipenuhi dengan masa lalu, kenangan lama, teman lama, termasuk pacar lama. Mau dihapus ngga bisa, akhirnya dia memutuskan untuk membuat fs baru untuk dunianya yang baru.

Teman datang ke kehidupan kita, baik kita yang mencarinya atau tidak. Seperti juga di fs, kita mengundang orang untuk menjadi teman kita, atau menerima undangan dari orang yang mau menjadikan kita teman mereka. Ketika mereka masuk dalam daftar teman kita, mereka akan ada disitu selamanya.

Ada mantan pacar, mantan suami atau mantan istri, tapi tidak pernah ada mantan teman. Mungkin yang berbeda hanyalah level si teman itu bagi kita. Apakah sekedar teman kenalan, teman ngobrol mengusir sepi, teman kuliah, teman kerja, sampai sahabat sejiwa bahkan teman hidup.

Dari forward-an imel seorang teman yang sepertinya sudah beredar di berbagai milist:

Teman adalah hadiah dari Tuhan buat kita. Seperti hadiah,ada yang bungkusnya bagus dan ada yang bungkusnya kurang bagus. Yang bungkusnya bagus punya wajah rupawan, atau kepribadian yang menarik. Yang bungkusnya kurang bagus punya wajah biasa saja, atau kepribadian yang biasa saja, atau malah menjengkelkan.

Seperti hadiah, ada yang isinya bagus dan ada yang isinya kurang bagus. Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu indah sehingga kita terpukau ketika berbagi rasa dengannya, ketika kita tahan menghabiskan waktu berjam-jam saling bercerita dan menghibur, menangis bersama, dan tertawa bersama.Kita mencintai dia dan dia mencintai kita.

Yang isinya kurang bagus punya jiwa yang terluka. Begitu dalam luka-lukanya sehingga jiwanya tidak mampu lagi mencintai, justru karena ia tidak merasakan cinta dalam hidupnya. Sayangnya yang kita tangkap darinya seringkali justru sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dll. Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini dan mencoba menghindar dari mereka. Kita tidak tahu bahwa itu semua bukanlah karena mereka pada dasarnya buruk, tetapi ketidakmampuan jiwanya memberikan cinta karena justru ia membutuhkan cinta kita, membutuhkan empati kita, kesabaran dan keberanian kita untuk mendengarkan luka-luka terdalam yang memasung jiwanya.


Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang terluka lututnya berlari bersama kita? Bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang takut air berenang bersama? Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yang mesti disembuhkan, bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita.
Seorang sahabat sama seperti satu permata yg tak ternilai harganya. Seorang kawan bisa membuat kita ceria, membuat kita terhibur. Mereka meminjamkan kupingnya kepada kita pada saat kita membutuhkannya.Mereka bersedia membuka hati maupun perasaannya untuk berbagi suka dan duka dgn kita pada saat kitamembutuhkannya. Maka dari itu janganlah buang waktu yg Anda miliki, janganlah sia2 akan waktu yang sedemikian berharganya. Bagikanlah sebagian dari waktu yang Anda miliki untuk seorang kawan. Pasti waktu yg Anda berikan tersebut akan berbalik kembali seperti juga satu lingkaran walaupun terkadang kita tidak tahu dari mana dan dari siapa datangnya.
(btw, akhirnya sekitar dua minggu lalu temanku itu menemukan bagaimana cara menghapus "teman" nya tersebut--ternyata sangat mudah, hanya perlu meng-click tanda x kecil di setiap box nama dan foto si teman tersebut. Begitu mudahnya, akan tetapi akankah begitu dalam kehidupan nyata?)

No comments: